Total Tayangan Halaman

Jumat, 07 September 2012

Kekecewaan


            Kapan kekecewaan muncul di bibir hati manusia? Kecewa mungkin bisa dikatakan seperti sebuah biji cabe yang masuk dalam usus buntu, yang berpotensi besar menimbulkan sakit atau dengan rumusan eskatologis, suatu pengalaman hidup manusia ketika harapan hidupnya tidak terpenuhi, tidak terkabulkan. Kepahitan dalam hati muncul tiba-tiba. Dapat dikatakan kecewa berhubungan erat dengan sebuah harapan di masa depan. Ketika kita mengharapkan seseorang untuk membantu kita dalam sebuah tanggungjawab tapi tidak dipenuhi pada saat yang ditentukan. Selain itu, munculnya harapan diakibatkan oleh adanya janji. Janji tentunya antara dua subjek. Kekecewaan muncul ketika satu subjek tidak memenuhi janjinya terhadap subjek yang lain. Janji yang diingkar. Janji yang tidak dipenuhi.
            Wah parah juga klo janji dan harapan berpotensi menimbulkan kekecewaan ya… benar, apa lagi kalau janji atau harapan itu diberikan oleh orang yang dekat pada kita, sahabat kita, atau teman baik kita apalagi dari pacar. Jadi gimana donk? Apakah tidak lebih baik jika janji atau harapan itu ditiadakan agar tidak lahir kekecewaan? Kayaknya itu tidak mungkin. Karena janji dan harapan adalah bagian dari hidup manusia karena hanya manusia yang mampu menerima janji.
            Kalau seperti itu, yang menjadi persoalan adalah “sebaiknya dari siapa kita harus menerima janji? Apakah mungkin menerima janji dari orang yang kita percaya? Kemungkinan ini bisa diterima tapi biasanya akan lebih parah jika orang yang kirta percaya itu ternyata tidak menepati janjinya. Huhhhhh….. Orang seperti ini seharusnya diapain ya…!!?? Kita boleh saja menerima janji kepada semua orang. Akan tetapi, kita harus bisa memilah-milah mereka. Memilah-milah artinya, membedakan tingkat kepercayaan kita mereka. Klo emang seseorang itu telah kita tau tidak setia, bisa aja kita menerima janjinya, akan tetapi tingkat kepercayaan kita jangan terlalu tinggi…
            Bagaimana dari sudut iman? Iman sangat berdekatan dengan harapan. Mungkinkah kita dikecewakan karena harapan itu? Atau mungkinkah Dia tidak menepati janjinya kepada kita. Di sinilah letak problema yang sering dihadapi dalam kaitannya dengan iman dan harapan. Bagi orang beriman, Allah tidak pernah lupa akan janji-Nya kepada manusia. Dia adalah Allah yang setia dan penuh cinta……

Tidak ada komentar:

Posting Komentar