Kapan kekecewaan muncul di bibir
hati manusia? Kecewa mungkin bisa dikatakan seperti sebuah biji cabe yang masuk
dalam usus buntu, yang berpotensi besar menimbulkan sakit atau dengan rumusan
eskatologis, suatu pengalaman hidup manusia ketika harapan hidupnya tidak
terpenuhi, tidak terkabulkan. Kepahitan dalam hati muncul tiba-tiba. Dapat
dikatakan kecewa berhubungan erat dengan sebuah harapan di masa depan. Ketika
kita mengharapkan seseorang untuk membantu kita dalam sebuah tanggungjawab tapi
tidak dipenuhi pada saat yang ditentukan. Selain itu, munculnya harapan
diakibatkan oleh adanya janji. Janji tentunya antara dua subjek. Kekecewaan
muncul ketika satu subjek tidak memenuhi janjinya terhadap subjek yang lain.
Janji yang diingkar. Janji yang tidak dipenuhi.
Wah parah juga klo janji dan harapan
berpotensi menimbulkan kekecewaan ya… benar, apa lagi kalau janji atau harapan
itu diberikan oleh orang yang dekat pada kita, sahabat kita, atau teman baik
kita apalagi dari pacar. Jadi gimana donk? Apakah tidak lebih baik jika janji
atau harapan itu ditiadakan agar tidak lahir kekecewaan? Kayaknya itu tidak
mungkin. Karena janji dan harapan adalah bagian dari hidup manusia karena hanya
manusia yang mampu menerima janji.
Kalau seperti itu, yang menjadi
persoalan adalah “sebaiknya dari siapa kita harus menerima janji? Apakah
mungkin menerima janji dari orang yang kita percaya? Kemungkinan ini bisa
diterima tapi biasanya akan lebih parah jika orang yang kirta percaya itu
ternyata tidak menepati janjinya. Huhhhhh….. Orang seperti ini seharusnya
diapain ya…!!?? Kita boleh saja menerima janji kepada semua orang. Akan tetapi,
kita harus bisa memilah-milah mereka. Memilah-milah artinya, membedakan tingkat
kepercayaan kita mereka. Klo emang seseorang itu telah kita tau tidak setia,
bisa aja kita menerima janjinya, akan tetapi tingkat kepercayaan kita jangan
terlalu tinggi…
Bagaimana dari sudut iman? Iman
sangat berdekatan dengan harapan. Mungkinkah kita dikecewakan karena harapan
itu? Atau mungkinkah Dia tidak menepati janjinya kepada kita. Di sinilah letak
problema yang sering dihadapi dalam kaitannya dengan iman dan harapan. Bagi
orang beriman, Allah tidak pernah lupa akan janji-Nya kepada manusia. Dia
adalah Allah yang setia dan penuh cinta……
Tidak ada komentar:
Posting Komentar