Total Tayangan Halaman

Rabu, 02 November 2011

Memahami Makna Seni dan Unsur-unsurBudaya


Dalam hidup kita sehari-hari, suatu hal yang tidak dapat kita hilangkan dalam hidup kita adalah seni, karya seni atau aktifitas menikmati seni. Seni muncul dari kehidupan dan menjadi suatu hal yang sangat berguna bagi manusia. Manusia bisa menuangkan keresahan, kegembiraan, pengalaman dan hidupnya dalam suatu karya seni. Dengan kata lain, seni telah menyatu dalam diri kita. Tuhan menciptakan manusia agar mampu merangkai dunia dengan baik dan membuatnya menjadi semakin indah. Itulah tugas manusia dan Tuhan juga memberikan begitu banyak kemampuan dalam diri manusia agar manusia dapat merangkai dan menyusun isi dunia ini dengan baik dan indah.

a.        Makna seni
Dalam bidang seni, ada satu ungkapan Inggris yang disadur dari ungkapan Latin “Life is Short, But Art is Long; Ars Longa Vita Brevis”. Ungkapan kuno ini secara langsung membandingkan seni dengan hidup manusia. Hidup manusia lebih pendek dibandingkan seni. Itu artinya, seorang seniman yang telah menciptakan suatu karya seni hanya mampu memiliki hidup puluhan tahun akan tetapi karya seni hasil kreativitasnya akan selalu dikenang oleh sekian banyak orang walau dia telah meninggal. Mozart, W.R Supratman dan seniman lainnya telah menghasilkan karya seni yang membuat kita mengingat dan mengenang mereka sebagai seorang seniman.
Namun, apa itu seni? Ini adalah suatu pertanyaan yang menggugah hati, pikiran dan jiwa kita yang sering menikmati karya seni, yang sering mengaktualisasikan diri melalui bentuk-bentuk seni. Sering kita menikmati musik, lagu, lukisan, indahnya alam, tarian dan kita juga sering membentuk suatu karya seni seperti bernyanyi, melukis, main musik namun kita sangat jarang bertanya tentang apa itu seni. Banyak orang yang telah mencoba merumuskan apa itu seni. [1]Seorang seniman merumuskan seni sebagai suatu hasil atau proses dari aktifitas menyusun atau merangkai  materi-materi secara bebas yang digunakan untuk menyampaikan makna baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan simbol-simbol yang dengan caranya tersendiri mampu mempengaruhi dan menberdayakan  indera, emosi, dan intelektual manusia. Bila dilihat dari sudut etimologisnya, Jakob Sumardjo, seorang filsuf seni mengatakan dalam bukunya “Filsafat Seni” bahwa seni berasal dari kata “Sani” yang berarti jiwa yang luhur atau ketulusan jiwa. Dari uraian ini bisa dikatan bahwa berbicara tentang seni berarti juga berbicara tentang keindahan karena keindahan adalah esensi dari seni itu sendiri.
Berkaitan dengan itu, Tolstoy berpendapat bahwa seni ialah suatu aktivitas kemanusiaan yang terdiri dari hal-hal berikut: seseorang yang secara sadar, dengan perantaraan lambang-lambang tertentu, menyampaikan perasaan-perasaan yang pernah ia alami, agar orang lain terpengaruh oleh perasaan-perasaan itu dan juga ikut mengalaminya.[2] Defenisi ini menyampaikan secara jelas bahwa seni itu hanya mampu dicipta oleh seorang manusia yang sadar. Dia mengungkapkan apa yang ia alami dengan media tertentu agar orang mampu mengalami apa yang ia alami. Dengan demikian, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa seni adalah suatu proses aktifitas manusia yang dengan sadar mengungkapkan suatu keindahan dengan menggunakan lambang-lambang yang memiliki makna simbololis yang mampu menyampaikan nilai bagi orang lain.

b.        Bentuk-bentuk seni
Di atas telah diuraikan apa yang menjadi makna dari seni. Sekarang mari kita melihat secara singkat apa saja bentuk-bentuk dari seni khususnya yang terdapat dalam budaya Indonesia. Pada umumnya, seni dibagi dalam tiga bentuk: seni gerak, seni rupa dan seni suara.
Pertama, seni gerak. Seni gerak merupakan pengungkapan diri manusia melalui gerakan-gerakan tertentu yang dilakukan dengan sedemikian rupa sehingga menciptakan suatu keindahan dan mampu menyampaikan pesan tertentu. Seni gerak ini mencakup seni tari, seni drama dan seni pantomim.
Kedua, seni rupa. Seni rupa adalah cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang bisa ditangkap mata dan dirasakan dengan rabaan.[3] Bentuk seni ini mengandung berbagai macam jenis, yaitu: seni patung (ukir), seni relief, seni rias, seni lukisan, seni design grafis dan bentuk-bentuk lain.
Ketiga, seni suara. Seni suara merupakan cetusan ekspresi manusia yang diungkapkan melalui keteraturan bunyi. Materi dasar dari seni ini adalah suara baik suara alat music maupun suara manusia. Seni suara memiliki beberapa seni seperti seni musik, seni vocal dan seni puisi.

c.         Seni sebagai ekspresi dan nilai
Seni sebagai ekspresi. Ekspresi adalah sesuatu yang dikeluarkan, seperti cairan gula yang keluar dari tebu yang diperas, tindakan mengamuk yang dilakukan seseorang karena ditekan perasaan marah, atau sikap memeluk dan membelai yang dikeluarkan oleh dua insan yang dilanda gejolak cinta. Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan ekspresi sebagai pengungkapan atau proses menyatakan (yaitu memperlihatkan atau menyatakan maksud, gagasan, perasaan, dsb) atau pandangan air muka yang memperlihatkan perasaan seseorang. Sementara itu, perasaan dapat diartikan sebagai respon individu terhadap sesuatu di luar dirinya, yakni lingkungan sekitarnya, perasaan juga bersumber dari gagasan dan ide individu seorang seniman. Dalam seni, perasaan harus dikuasai terlebih dahulu sebelum diekspresikan dalam wujud karya. Perasaan harus dijadikan objek, diatur, dikelola, dan diendapkan sebelum diwujudkan atau diekspresikan dalam bentuk karya seni. Untuk mengekspresikan perasaan tersebut diperlukan keterampilan dalam mengolah media untuk mewujudkan ekspresi tersebut secara lebih sempurna. Dalam hal ini, semakin tinggi keterampilan seniman maka semakin sempurna pula kualitas perasaan yang diekspresikan tersebut, dan semakin tinggi kualitas ekspresi perasaan akan menjadikan bobot karya seni yang dihasilkan juga semakin tinggi.
Seni sebagai nilai. Secara subjektif nilai suatu seni sangat relatif, tergantung kecenderungan selera masing-masing penikmat. Maka, seni itu harus dipandang secara objektif artinya memandang seni sebagai seni. Seni dari dirinya sendiri indah walau ada pengamat mengatakan suatu seni itu tidak atau kurang bernilai. Karena apa? Karena esensi seni itu adalah keindahan dan esensi sebuah seni adalah keindahan itu sendiri.
Menurut Jacob Sumardjo (2000:142) Seni adalah masalah nilai. Ada dua nilai: pertama, nilai isi (content) t.a. nilai pengetahuan, nilai rasa, intuisi atau bawah sadar manusia, nilai gagasan, dan nilai pesan atau nilai hidup (values) yang dapat terdiri atas nilai moral, nilai social, nilai religi, dll. Kedua, nilai pengungkapan (presentation) yang dapat menunjukkan adanya bakat pribadi sesoorang, nilai keterampilan, dan nilai medium yang dipakainya. Semua dasar-dasar nilai tersebut menyatu padu dalam wujud seni dan tak terpisahkan, hanya dapat dibedakan bagi kepentingan analisis seni oleh para kritikus.

Berlanjut ke bagian berikutnya….!!


[1] Bdk. terjemahan dari: http://en.wikipedia.org/wiki/Art
[2] Bdk. http://aestetigis.blogspot.com/
[3] http://id.wikipedia.org/wiki/Seni_rupa