Total Tayangan Halaman

Minggu, 27 November 2011

My Dreams..!!

What do you think when somebody ask about your dream? I believe that a beautiful imagination will shine in to your mind. "I believe that" is different for me. If you ask me about my dream, you just  make me to be aware. why? Because I am afraid that my dream will never come true. My dream is too high. hmmmm That  is up to you if you say me a pessimist man. yahh I got you. But I just want to show that I am a realist.


This is a story about my dream. I am a citizen of Indonesia. Getting  a graduate from a Philosophy College have given to me a beautiful dream. My dream is, taking postgraduate in USA University. I really want to achieve Master of Philosophy in that country. Why must be there? I have one reason for it. When I had to finish my final task in my college, I make a thesis about "John D Caputo's Thought about Love in Religion". This Philosopher LIVES AND TEACH there. So, I think that, if I want to develop my knowledge I must study in his class. To know more about him: his life, thought, the way he walk, the way he smile and teach and the way he live. But, this is only my dream. I can not get it because I have not all I need. huuuuuhhhh...
This is my dream..yeahhh just a dream...

Rabu, 02 November 2011

Memahami Makna Seni dan Unsur-unsurBudaya


Dalam hidup kita sehari-hari, suatu hal yang tidak dapat kita hilangkan dalam hidup kita adalah seni, karya seni atau aktifitas menikmati seni. Seni muncul dari kehidupan dan menjadi suatu hal yang sangat berguna bagi manusia. Manusia bisa menuangkan keresahan, kegembiraan, pengalaman dan hidupnya dalam suatu karya seni. Dengan kata lain, seni telah menyatu dalam diri kita. Tuhan menciptakan manusia agar mampu merangkai dunia dengan baik dan membuatnya menjadi semakin indah. Itulah tugas manusia dan Tuhan juga memberikan begitu banyak kemampuan dalam diri manusia agar manusia dapat merangkai dan menyusun isi dunia ini dengan baik dan indah.

a.        Makna seni
Dalam bidang seni, ada satu ungkapan Inggris yang disadur dari ungkapan Latin “Life is Short, But Art is Long; Ars Longa Vita Brevis”. Ungkapan kuno ini secara langsung membandingkan seni dengan hidup manusia. Hidup manusia lebih pendek dibandingkan seni. Itu artinya, seorang seniman yang telah menciptakan suatu karya seni hanya mampu memiliki hidup puluhan tahun akan tetapi karya seni hasil kreativitasnya akan selalu dikenang oleh sekian banyak orang walau dia telah meninggal. Mozart, W.R Supratman dan seniman lainnya telah menghasilkan karya seni yang membuat kita mengingat dan mengenang mereka sebagai seorang seniman.
Namun, apa itu seni? Ini adalah suatu pertanyaan yang menggugah hati, pikiran dan jiwa kita yang sering menikmati karya seni, yang sering mengaktualisasikan diri melalui bentuk-bentuk seni. Sering kita menikmati musik, lagu, lukisan, indahnya alam, tarian dan kita juga sering membentuk suatu karya seni seperti bernyanyi, melukis, main musik namun kita sangat jarang bertanya tentang apa itu seni. Banyak orang yang telah mencoba merumuskan apa itu seni. [1]Seorang seniman merumuskan seni sebagai suatu hasil atau proses dari aktifitas menyusun atau merangkai  materi-materi secara bebas yang digunakan untuk menyampaikan makna baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan simbol-simbol yang dengan caranya tersendiri mampu mempengaruhi dan menberdayakan  indera, emosi, dan intelektual manusia. Bila dilihat dari sudut etimologisnya, Jakob Sumardjo, seorang filsuf seni mengatakan dalam bukunya “Filsafat Seni” bahwa seni berasal dari kata “Sani” yang berarti jiwa yang luhur atau ketulusan jiwa. Dari uraian ini bisa dikatan bahwa berbicara tentang seni berarti juga berbicara tentang keindahan karena keindahan adalah esensi dari seni itu sendiri.
Berkaitan dengan itu, Tolstoy berpendapat bahwa seni ialah suatu aktivitas kemanusiaan yang terdiri dari hal-hal berikut: seseorang yang secara sadar, dengan perantaraan lambang-lambang tertentu, menyampaikan perasaan-perasaan yang pernah ia alami, agar orang lain terpengaruh oleh perasaan-perasaan itu dan juga ikut mengalaminya.[2] Defenisi ini menyampaikan secara jelas bahwa seni itu hanya mampu dicipta oleh seorang manusia yang sadar. Dia mengungkapkan apa yang ia alami dengan media tertentu agar orang mampu mengalami apa yang ia alami. Dengan demikian, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa seni adalah suatu proses aktifitas manusia yang dengan sadar mengungkapkan suatu keindahan dengan menggunakan lambang-lambang yang memiliki makna simbololis yang mampu menyampaikan nilai bagi orang lain.

b.        Bentuk-bentuk seni
Di atas telah diuraikan apa yang menjadi makna dari seni. Sekarang mari kita melihat secara singkat apa saja bentuk-bentuk dari seni khususnya yang terdapat dalam budaya Indonesia. Pada umumnya, seni dibagi dalam tiga bentuk: seni gerak, seni rupa dan seni suara.
Pertama, seni gerak. Seni gerak merupakan pengungkapan diri manusia melalui gerakan-gerakan tertentu yang dilakukan dengan sedemikian rupa sehingga menciptakan suatu keindahan dan mampu menyampaikan pesan tertentu. Seni gerak ini mencakup seni tari, seni drama dan seni pantomim.
Kedua, seni rupa. Seni rupa adalah cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang bisa ditangkap mata dan dirasakan dengan rabaan.[3] Bentuk seni ini mengandung berbagai macam jenis, yaitu: seni patung (ukir), seni relief, seni rias, seni lukisan, seni design grafis dan bentuk-bentuk lain.
Ketiga, seni suara. Seni suara merupakan cetusan ekspresi manusia yang diungkapkan melalui keteraturan bunyi. Materi dasar dari seni ini adalah suara baik suara alat music maupun suara manusia. Seni suara memiliki beberapa seni seperti seni musik, seni vocal dan seni puisi.

c.         Seni sebagai ekspresi dan nilai
Seni sebagai ekspresi. Ekspresi adalah sesuatu yang dikeluarkan, seperti cairan gula yang keluar dari tebu yang diperas, tindakan mengamuk yang dilakukan seseorang karena ditekan perasaan marah, atau sikap memeluk dan membelai yang dikeluarkan oleh dua insan yang dilanda gejolak cinta. Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan ekspresi sebagai pengungkapan atau proses menyatakan (yaitu memperlihatkan atau menyatakan maksud, gagasan, perasaan, dsb) atau pandangan air muka yang memperlihatkan perasaan seseorang. Sementara itu, perasaan dapat diartikan sebagai respon individu terhadap sesuatu di luar dirinya, yakni lingkungan sekitarnya, perasaan juga bersumber dari gagasan dan ide individu seorang seniman. Dalam seni, perasaan harus dikuasai terlebih dahulu sebelum diekspresikan dalam wujud karya. Perasaan harus dijadikan objek, diatur, dikelola, dan diendapkan sebelum diwujudkan atau diekspresikan dalam bentuk karya seni. Untuk mengekspresikan perasaan tersebut diperlukan keterampilan dalam mengolah media untuk mewujudkan ekspresi tersebut secara lebih sempurna. Dalam hal ini, semakin tinggi keterampilan seniman maka semakin sempurna pula kualitas perasaan yang diekspresikan tersebut, dan semakin tinggi kualitas ekspresi perasaan akan menjadikan bobot karya seni yang dihasilkan juga semakin tinggi.
Seni sebagai nilai. Secara subjektif nilai suatu seni sangat relatif, tergantung kecenderungan selera masing-masing penikmat. Maka, seni itu harus dipandang secara objektif artinya memandang seni sebagai seni. Seni dari dirinya sendiri indah walau ada pengamat mengatakan suatu seni itu tidak atau kurang bernilai. Karena apa? Karena esensi seni itu adalah keindahan dan esensi sebuah seni adalah keindahan itu sendiri.
Menurut Jacob Sumardjo (2000:142) Seni adalah masalah nilai. Ada dua nilai: pertama, nilai isi (content) t.a. nilai pengetahuan, nilai rasa, intuisi atau bawah sadar manusia, nilai gagasan, dan nilai pesan atau nilai hidup (values) yang dapat terdiri atas nilai moral, nilai social, nilai religi, dll. Kedua, nilai pengungkapan (presentation) yang dapat menunjukkan adanya bakat pribadi sesoorang, nilai keterampilan, dan nilai medium yang dipakainya. Semua dasar-dasar nilai tersebut menyatu padu dalam wujud seni dan tak terpisahkan, hanya dapat dibedakan bagi kepentingan analisis seni oleh para kritikus.

Berlanjut ke bagian berikutnya….!!


[1] Bdk. terjemahan dari: http://en.wikipedia.org/wiki/Art
[2] Bdk. http://aestetigis.blogspot.com/
[3] http://id.wikipedia.org/wiki/Seni_rupa

Selasa, 11 Oktober 2011

Nahhh........ Mari kita berdiskusi tentang Cinta

Waaahhhh topik yang satu ini pasti selalu hangat dan never ending. Kenapa ya....??? kalo dipikir-pikir, berat juga mikirnya..karena kadang ribet..ribet..ribettttt... coba aja, karena cinta ada orang merasakan kebahagiaan yang tiada tara.... namun karena cinta juga, orang merasa hidupnya sia-sia...juga tiada tara... karena cinta, orang akan berkata, "Dunia miliki kita berdua". eehhhh karena cinta juga orang akan berkata, "Dunia ini sungguh hampa..!!".. 

Nahhh..itulah berbagai macam ekspresi ketika orang mengalami cinta. Sehingga kadang kalo dipikir-pikir, berbicara tentang cinta itu sungguh ribet... apalagi kalo dikaitkan dengan agama...hehehehehhe yang terakhir ni emang sungguh dramatis..soalnya, agama yang disebut sebagai pengajar cinta, ehh malah sering "pembawa" kebencian... Tapi, tidak usah kita bahas sekarang ya..kapan-kapan aja kita bahas. kita  Kita bahas dulu cinta sebagai cinta..

Dari realitas cinta tadi, orang sering pesimis dan bahkan merasa takut dan malu berbicara tentang cinta. Seolah-olah cinta itu sesuatu yang menakutkan. wahhhh gimana nih?? Kalo sudah seperti itu, apakah mustahil kalo kita bicara tentang cinta? 


Ayooo apa jawaban kamu???

Minggu, 25 September 2011

Hari Minggu Biasa XXVI

"Sesungguhnya perempuan-perempuan sundal dan pemungut cukai akan mendahului kamu masuk dalam kerajaan Allah"

Kata-kata Yesus cukup keras dalam mengajari kamu Farisi. Melalui suatu perumpaan Yesus mengajari kita bagaimana sebenarnya beriman secara benar. Orang Farisi dimarahi oleh Yesus karena mereka sibuk menegakkan kebenaran ajaran tanpa menyentuh apa yang disebut dengan "pelaksanaan ajaran itu" dalam kehidupan sehari-hari. Meraka hanya berkata-kata, kotbah kesana kemari tapi tindakan Nol...

Dari devotionalonjesus.blogspot.com

Sementara para kelompok yang mereka cap sebagai pendosa (pelacur dan pemungut cukai) percaya pada apa yang dikatakan oleh Yohanes Pembabtis dan melakukan apa yang dikatakan oleh Si Nabi terakhir itu. Mereka bertobat dan sungguh-sungguh mempersiapkan diri menyambut Mesias, Yesus. Ini adalah sebuah kritikan bagi para Kaum Farisi yang mengatakan diri sebagai bangsa pilihan tapi menutup mata pada yang mereka nantikan..

Yesus mengajak kita untuk melakukan otokritik terhadap diri kita masing-masing..(sungguh bijaksana Yesus ni yahh,,) Menjadi orang kristen adalah menjadi orang yang senantiasa melakukan pertobatan karena kita dipanggil pada kekudusan.. Mari kita liat diri kita..apakah kita sudah beriman dengan benar?? Apakah iman kita sudah sampai pada "pelaksanaan ajaran"?

Jangan sampai kita setaraf dengan Kaum Farisi.. ati-ati loh yahh..!!!